Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No 114: Waktu-waktu Terkabulnya Doa Bagian 1
Senin, 17 Oktober 2022

Alangkah berbeda Allah subhanahu wa ta’ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah justru ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya.

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya di kertas, entah berapa lembar akan terpakai.

Maka kita tidak perlu heran jika Allah ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah azza wa jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah ta’ala berfirman,

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: “Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. QS. Ghafir (40): 60.

Berdoa Di Waktu Yang Tepat

Aslinya, kapan pun kita ingin berdoa tidak mengapa, selama di waktu itu kita diperbolehkan untuk berdoa. Namun ada beberapa waktu spesial yang dijanjikan Allah ta’ala, bahwa berdoa saat itu akan lebih berpeluang untuk dikabulkan.

Di antara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

Allah ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa di sepertiga malam yang terakhir. Makanya salah satu ciri orang yang bertakwa adalah:

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون

Artinya: “Ketika waktu sahur, mereka berdoa memohon ampunan”. QS. Adz Dzariyat (51): 18.

Waktu sahur menurut sebagian ulama adalah akhir malam menjelang waktu subuh. Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa waktu sahur dimulai dari sepertiga malam terakhir hingga terbitnya fajar. Nabi shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّناََبَارَكَ وَتَعَالَى- كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا، حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْأَخِيْرِ، فَيَقُوْلُ: مَنْ يَدْعُوْنيِ فَأَسْتَجِيْبُ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنيِ فَأَغْفِر لَهُ؟“.

“Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap malam saat tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman, “Adakah yang berdoa pada-Ku; niscaya akan Kukabulkan? Adakah yang meminta pada-Ku; niscaya akan Kuberi? Adakah yang beristighfar pada-Ku, niscaya akan Kuampuni?”. HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.

Bersambung…

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 13 Rajab 1438 / 10 April 2017


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-doa-dan-dzikir-no-114-waktu-waktu-terkabulnya-doa-bagian-1/